Jumat, 22 Januari 2016

Revolusi Pendidikan (Bagian-2): Hidupkan Dan Kembangkan Pesantren Di Indonesia

Oleh : Raden Ridwan Hasan Saputra
(Penulis adalah Alumni Menwa IPB, Pendiri dan Presiden Direktur Klinik Pendidikan MIPA (KPM)

Bogorplus.com – Sebelum memberi penilaian terhadap judul tulisan ini, alangkah bijaksananya jika membaca terlebih dahulu hingga akhir. Ketika saya berkunjung ke sebuah Pondok Pesantren di daaerah Pantura yang fokus pada penterjamahan Al Quran dan membaca Kitab Kuning, dimana santrinya berasal dari berbagai daerah baik dari Jawa maupun di luar pulau Jawa,saya sempat berdiskusi dengan pimpinan Pondok Pesantren tersebut tentang perkembangan pondok pesantren di Indonesia. Dari perbincangan tersebut, ada hal yang membuat saya miris tentang perhatian Pemerintah terhadappondok pesantren.

Hampir semua pondok pesantren hidup mengandalkan iuran atau SPP dari para santrinya, sangat jarang pondok pesantren mempunyai bisnis yang bisa membiayai operasional pesantren. Hal ini karena biasanya Kyai yang menjadi pimpinan pondok lebih fokus untuk mengajar para santrinya sehingga tidak punya waktu untuk berbisnis dan jarang pula Kyai yang punya keterampilan dalam berbisnis. Efeknya, gaji para pengajar di pesantren sangat minim, masih sangat banyak gaji para guru di pesantren yang nilanya di bawah 1 juta perbulan. Selain itu, banyak gedung-gedung pesantren yang kategorinya belum selesai dibangun atau sudah mau roboh tetap digunakan para santri, hal ini karena keterbatasan dana. Hal yang paling membuat saya sedih adalah banyak pesantren yang tutup karena kurang diminati masyarakat akibat tidak jelasnya pendidikan lanjutan setelah di pesantren atau ketika Kyai yang menjadi pimpinan pondok sudah meninggal dan tidak mempunyai penerus karena berbagai kendala tadi. Jika ada pesantren yang besar biasanya karena kepiawaian Kyainya mengelola pesantren. Sehingga peran Kyai sangat independen dan sulit untuk diatur oleh pemerintah sebab merasa tidak ada peran siginifikan dari pemerintah. Harus disadari, Indonesia adalah negara yang berpenduduk mayoritas muslim, sehingga upaya menjaga stabilitas, kesatuan NKRI dan kerukunan bangsa, layaklah Pesantren mendapat perhatian khusus. Perhatian dimaksud adalah hal yang lumrah dan berlaku universal.

Jika tidak ada Pesantren maka tidak ada Indonesia

Jika kita renungkan berdirinya Republik Indonesia tidak terlepas dari perjuangan para Kyai dan Para Santri. Sangat banyak darah para kyai dan para santri yang tumpah untuk mempertahankan kemerdekaan. Pada saat akan terjadi peperangan di Surabaya, bulan November 1945 yang kemudiandikenal dengan hari Pahlawan,para pejuang saat itu harus menunggu restu Para Kyai, hingga keluar resolusi Jihad. Tentunya dengan adanya resolusi jihad dari para Kyai maka para Santri pun turun ke medan pertempuran ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan. Kyai yang berperan besar pada waktu itu adalah Kyai Hasyim As’ari dari Pesantren Tebu Ireng, Jombang dan Kyai Abbas dari Pesantren Buntet, Cirebon.Perjuangan para Kyai dan para Santri tidak hanya di Surabaya saja tetapi di berbagai daerah di Indonesia bahkan sebelum adanya perang kemerdekaan.


Pesantren lembaga pendidikan karakater Khas Indonesia

Saat ini pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencanangkan pendidikan karakter dan anti “bulying”. Sebab saat ini sudah mulai banyaknya perilaku yang menyimpang (kejahatan) yang dilakukan kalangan remaja yang sudah mulai terasa dampak negatifnya dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di masyarakat, seperti tawuran, pelecehan seksual, pencurian, membully teman atau adik kelas, narkoba dan lain-lain. Hal ini karena pendidikan umum yang selama ini dijalankan oleh pemerintah tidak menyentuh masalah karakter dan akhlak. Kalaupun ada pendidikan karakter tetap hampa karena tidak ada contoh atau teladan bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Jika kita menyelami pada pendidikan di Pesantren, perilaku negatif yang dilakukan saat ini banyak dilakukan para remaja termasuk jarang terjadi di Pesantren. Hal ini karena para santri disibukkan oleh kegiatan yang sangat padat dari mulai bangun sebelum subuh sampai malam hari. Selain itu pengawasan yang dilakukan oleh para Ustadz sangat ketat sehingga prilaku menyimpang para santri bisa diminimalisir. Hal yang sangat penting adalahKyai yang menjadi pimpinan Pondok Pesantren bisa menjadi contoh prilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari para santri dan hal itu mutlak harus dilakukan para Kyai jika ingin pesantrennya menjadi pesantren besar.

Adanya Hari Santri Tanpa Makna Jika Pemerintah TidakMemperhatikan Keberlangsungan Pesantren dan Para Santri.

Jika kita sering mendengar kata Bantuan Operasional Sekolah (BOS) atau Sertifikasi Guru dimana guru mendapatkan tunjangan yang menambah gaji yang di dapat setiap bulan,maka seharusnya pemerintah mengeluarkan Bantuan Operasional Pesantren (BOP) dan Sertifikasi Ustadz agar pesantren bisa bertahan bahkan bangkit karena adanya dana bantuan dari pemerintah yang bisa membantu operasional Pesantren. Selain itu pemerintah perlu memberikan bantuan untuk membangun kembali gedung-gedung pesantren yang sudah mulai tua agar layak dihuni oleh para santri.

Ada hal yang juga tidak boleh dilupakan bahwa pemerintah harus memberikan peluang yang sama bagi para santri lulusan pesantren untuk mengikuti pendidikan ke jenjang pendidikan berikutnya agar kehidupan masa depan para santri bisa lebih baik. Sebab belum tentu semua pesantren mempunyai pendidikan formal seperti sekolah atau madrasah karena berbagai kekurangan yang dimiliki. Solusi dari masalah ini, pemerintah bisa membuatPerguruan Tinggi yang berbasis pesantren yang bisa didirikan dipesantren-pesantren besar yang ada di daerah-daerah, sehingga para santri yang asli, yang tanpa belajar di sekolah formal bisa melanjutkan belajar ke jenjang Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren. Akhirnya banyak putra-putri terbaik bangsa yang mau belajar ke pesantren. Dampaknya Indonesia tidak akan kekurangan stok kyai dan cendikiawan muslim jika banyak orang pintar masuk Pesantren.

Perlu adanya Direktorat Jendral Pendidikan Pesantren di KEMENDIKBUD

Pemikiran ini bisa menjadi wacana yang harus dipertimbangkan secara serius oleh pemerintah jika memang pemerintah memang peduli dengan kehidupan Pesantren, Kyai dan para Santri. Sebab selama ini tidak ada lembaga pemerintah yang mengurusi pesantren sehingga banyak kondisi pesantren yang terpuruk seperti sekarang ini. Kalaupun ada itu pun baru dibentuk dan masih dalam bentuk proyek seperti Program Pembinaan Sekolah Berbasis Pesantren yang tidak punya peran signifikan dalam perkembangan pesantren. Jika ada pertanyaan kenapa urusan kepesantrenan tidak ditempatkan di Kementerian Agama saja. Jawaban saya, jika pembagian Madrasah dan Pesantren diurus Kementerian Agama dan pendidikan umum diurus oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sepertinya terjadi dikotomi antara pendidikan agama dan umum. Padahal dalam pendidikan tidak boleh terjadi dikotomi antara pendidikan agama dan umum jika kita ingin menjadi negara besar.

Selama ini terkesan yang namanya madrasah atau pesantren hanya mahir di bidang agama. Padahal sejak jaman dahulu banyak ilmuwan muslim lahir dari pesantren, sekarang pun banyak anak-anak yang bersekolah di madrasah menjadi juara olimpiade sains. Sehingga untuk apa Madrasah dan Pesantren dipisah dari kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Menurut sayaKementerian Agama jangan mengurus pendidikan agar fokus mengurus urusan agama. Serahkan semua urusan Pendidikan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sehingga pemerintah bisa fokus membentuk pendidikan nasional yang berkarakter Indonesia dengan masuknya pesantren dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pilihlah Mendikbudnya dari lulusan pesantren atau pernah mesantren sehingga sangat peduli pada pesantren dan bisa memajukan pendidikan pesantren. Jika Pesantren ada di bawah KEMENDIKBUD maka Pesantren mudah untuk dikontrol sehingga paham radikalisme lebih mudah dicegah masuk ke Pesantren. Selain itu,pesantrenpun sangat berhak menikmati 20% APBN yang dikucurkanPemerintah untuk pendidikan, karena pesantren punya jasa besar pada berdirinya Republik ini. Semoga jika hal ini dilakukan maka pesantren akan hidup dan berkembang.

Penutup

Semoga tulisan ini bisa menyadarkan kita semua tentang penting pesantren dalam pendidikan di Indonesia. Bisa jadi ada ide saya yang mendapat penolakan, tapi biarkanlah ide ini menjadi wacana sehingga Indonesia mempunyai pemimpin nasional yang bisa mewujudkan ini. Suatu Kementerian saja bisa dibubarkan dan dipecahkan, apalagi jika hanya memindahkan sebuah Direktorat Jendral, tentukan itu hal yang sangat mungkin dilakukan. Jika bangsa ini ingin besar jangan kerdilkan Pesantren.Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan jasa para pahlawannya.Karena banyak para pahlawan yang gugur adalah juga dari kalangan pesantren. Maka bangsa ini akanmenjadi besar, jika tidak melupakan pesantren. Bentuk tidak lupa adalah menghidupkan dan mengembangkan pesantren.

Bumi Allah, 21 Januari 2015


Sumber : http://www.bogorplus.com/index.php/topik-bogor/item/9890-revolusi-pendidikan-bagian-2-hidupkan-dan-kembangkan-pesantren-di-indonesia

0 komentar:

Posting Komentar