Selasa, 01 September 2015

Gerakan Indonesia Berbagi (Gotong Royong), Strategi Menyelesaikan Bentrokan Anggota TNI-POLRI


Sumber : Bogorplus

Latar Belakang

Saat ini banyak diberitakan bentrokan antara anggota TNI dengan anggota POLRI seperti kasus di Makasar dan Semarang, ada juga bentrokan antara anggota TNI AD dengan anggota TNI AU seperti kasus di Solo, dan ada juga bentrokan antara anggota POLRI dimana anggota Brimob menyerang Sabhara seperti kasus  di Semarang. Bentrokan ini sudah ada sejak dahulu khususnya antara TNI-POLRI tetapi  selalu terjadi kembali dan sangat mungkin terjadi kembali sebelum ditemukan solusi yang tepat.
Tentunya kajian sudah banyak dilakukan untuk bisa menemukan solusi dari permasalah ini, karena jika tidak segera ditemukan cara yang tepat hal ini akan merusakan sendi pertahanan dan keamanan negara. Perlu ada ide kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan bentrok antar institusi seperti ini.

Tulisan ini adalah untuk berbagi ide dalam menyelesaikan masalah konflik yang terjadi anggota TNI dengan anggota POLRI. Solusi yang diberikan merupakan hasil dari pengalaman penulis dalam menjalankan lembaga yang selama ini telah memberikan manfaat besar bagi anak-anak dan orang tua yang mengikuti kegiatan lembaga ini. Solusi ini sebenarnya menghidupkan kembali budaya bangsa kita saya sudah lama ditinggalkan. Oleh karena itu penulis mengeluarkan suatu gerakan yang diberi nama Gerakan Indonesia Berbagi.

Gerakan Indonesia Berbagi
Gerakan Indonesia Berbagi (GIB) contoh nyatanya sudah dilaksanakan oleh Klinik Pendidikan MIPA (KPM) yang berdomisili di  Bogor. KPM yang merupakan lembaga pendidikan yang melaksanakan Sistem Metode Seikhlasnya sudah melaksanakan lebih dari 12 tahun dalam Gerakan ini. Bentuk berbagi di KPM adalah siswa belajar di KPM tanpa dengan bayaran seikhlasnya tidak membayar pun tidak apa-apa karena tujuan KPM adalah berbagi ilmu.  Di 12 tahun pertama KPM melaksanakan gerakan ini sambil membuat konsep dasar dari Gerakan Indonesia Berbagi sehingga bisa mudah diikuti dengan mudah oleh anggota masyarakat. Supaya ketika diperkenalkan ke masyarakat,  Gerakan ini tidak hanya gerakan sesaat tetapi gerakan yang terus bergerak dan semakin membesar karena kesadaran dari para pelaksananya. Gerakan ini sangat perlu disebarkan mengingat situasi ekonomi, Sosial dan Budaya negeri kita dalam kondisi yang memprihatinkan.

Gerakan Indonesia Berbagi saat ini tidak hanya berbagi ilmu saja, tetapi juga berbagi tempat, berbagi makanan, berbagi tenaga, berbagi materi dan berbagi uang. Contoh-contoh gerakan ini sudah ada di KPM. Sehingga sangat mungkin itu diadopsi di lembaga lain atau dikomunitas lain. Apalagi ketika hal ini sudah menjadi suatu gerakan akan bisa meredam masalah-masalah sosial yang terjadi di antara kita khususnya pada bentrokan antara TNI dan POLRI. Ada beberapa kegiatan yang sudah  terjadi di KPM yang bisa menjadi cermin untuk dilaksanakan di lingkungan TNI-POLRI.

1. Berbagi Ilmu :
Program Les Seikhlasnya yang dilakukan oleh anggota masyarakat untuk masyarakat. Yang menjadi pengajar dalam kegiatan ini tidak hanya guru juga ada ibu rumah  tangga, anggota TNI, anggota POLRI, dan masyarakat umum. Karena yang diajarkan di KPM tidak hanya pelajaran matematika juga pelajaran IPA, Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Pencak Silat, Taekwondo, futsal, ilmu kehidupan dan akan bertambah bidang ilmu lainnya. Motivasi para pengajar di KPM adalah semangat berbagi. Peserta membayar seikhlasnya dan guru-guru pung siap dibayar seikhlasnya. Hal ini sudah menjadi budaya kita jaman dulu, dimana para santri belajar  agama ke para kiyainya tidak ditentukan tarif bahkan gratis.
2. Berbagi Tempat :
Ada beberapa orang yang mempersilahkan rumah atau rukonya  digunakan sebagai tempat belajar di KPM.  Hal ini karena orang-orang tersebut terkesan dengan gerakan berbagi ilmu yang dibuat oleh KPM.  Hal ini pun sudah menjadi budaya kita jaman dahulu ketika tetangga ada kenduri maka rumah tetangga bisa digunakan untuk menginap dari tamu atau saudara yang sedang kenduri.
3. Berbagi Makanan :
KPM sangat sering mendapatkan kiriman makanan dari orang tua pada saat ada jadwal belajar. Sehingga makanan tersebut dinikmati bersama orang karyawan, guru dan orang tua-orang tua KPM, sehingga timbul gerakan secara terjadwal pengiriman makanan dari orang tua siswa pada saat jadwal belajar. Kegiatan ini menambah akrab antar orang tua. Hal ini sudah menjadi budaya kita dijaman dulu ketika mempunyai makanan lebih suka dibagikan kepada tetangga terutama menjelang hari raya.
4. Berbagi Tenaga :
KPM sering melakukan banyak kegiatan yang dimana kegiatan tersebut memerlukan dana besar jika tenaga yang dikeluarkan harus dihitung dengan uang, padahal kegiatan yang dilakukan cenderung berbentuk sosial. Hal ini sudah tidak menjadi masalah karena karyawan, guru dan orang tua sering bahu membahu mensukseskan kegiatan KPM tanpa berharap balasan. Padahal tenaga dan waktu yang dikeluarkan tidak sedikit. Hal ini sudah menjadi budaya kita jaman dulu dengan istilah kerja bakti.
5. Berbagi Materi dan Uang :
KPM pernah merasakan hal ini ketika KPM akan membangun kantor dan kekurangan dana. Ketika KPM menginformasikan hal ini, banyak orang tua siswa yang berbagi dana dengan mentrasfer uang ke KPM dan juga memberikan materi berupa semen, pasir, AC dll untuk kepentingan kantor KPM. Hal ini sudah menjadi budaya kita jaman dulu saling membantu memberikan sumbangan ketika ada yang membutuhkan bantuan.

Kenapa KPM bisa mendapat dukungan sedemikian rupa dari orang tua ? Hal ini karena KPM sudah berbagi ilmu terlebih dahulu kepada putra-putri dari orang tua tersebut dan kepada orang tua itu sendiri. Kebaikan orang tua-orang tua KPM tersebut semakin meningkatkan semangat KPM untuk berbagi dan memberikan kemanfaatan bagi sebanyak-banyak manusia. Kegiatan saling berbagi ini akan menimbulkan rasa saling berbagi, saling menjaga dan saling menebar bahagia. Tidak akan ada rasa permusuhan apa lagi untuk saling menyakiti ketika kita sudah terbiasa saling berbagi. Jika Gerakan Indonesia Berbagi ini sudah membudaya di Bumi Pertiwi maka tidak masalah yang tidak bisa kita selesaikan bersama.

Gerakan Indonesia Berbagi di TNI-POLRI

Kita bisa melihat TNI-POLRI saling bahu membahu ketika melawan musuh bersama seperti adanya pemberontakan atau ketika adanya bencana alam. Kenapa kita harus menunggu hal tersebut untuk bisa kembali akrab. Sebenarnya ada beberapa kegiatan yang bisa dilakukan untuk merekatkan TNI-POLRI. Gerakan olah raga bersama merupaka suatu kegiatan positif tetapi alangkah baiknya ditambah dengan kegiatan berbagi sehingga bisa menambah ikatan tali persaudaraan dan rasa saling mencintai, karena dengan kita saling berbagi bisa menambah ikatan rasa saling mencintai.

1. Berbagi Ilmu :
Bisa dibuat kegiatan dimana ada anggota TNI datang ke asrama polisi atau ke kantor polisi untuk mengajar baik anggota polisi atau putra-putri anggota polisi. Demikian pula sebaliknya ada anggota polisi yang datang ke asrama TNI atau markas TNI untuk mengajar anggota TNI atau putra-putri anggota TNI. Ilmu yang diajarkan apa saja. Hal ini sudah dilakukan KPM dengan membuka kelas di asrama-asrama TNI dan Kantor POLRES di Kota Bogor.
2. Berbagi makanan :
Perlu adanya kegiatan kunjungan anggota TNI ke asrama POLRI atau kantor dalam acara kegiatan makan bersama, begitu juga sebaliknya ada kegiatan anggota POLRI berkunjung ke asrama TNI atau markas TNI untuk kegiatan makan bersama. Makanan tersebut harus disajikan oleh tuan rumah beserta istri dalam hal ini ibu-ibu PERSIT atau ibu-ibu Bhayangkari.
3. Berbagi Tenaga :
Perlu adanya kegiatan kerja bakti bersama. Anggota TNI-POLRI bersama-bersama secara rutin memperbaiki fasilitas yang ada di asrama TNI atau di asrama POLRI. Acara kerja bakti ini bisa diakhiri dengan acara makan bersama. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan secara rutin setiap bulan, sehingga interaksi tolong menolong yang sering dilakukan  akan menimbulkan rasa kasih sayang dan saling kenal mengenal dalam keadaan suka cita.
4. Berbagi Materi dan Uang :
Anggota TNI dan POLRI di lapisan bawah tentunya adalah orang-orang yang tidak begitu leluasa dari sisi materi. Tetapi bukanlah menjadi suatu halangan untuk saling berbagi. Misalnya ketika memperbaiki Masjid/Gereja atau rumah anggota yang rusak  di asrama TNI, anggota POLRI yang membantu kerja bakti tidak hanya menyumbangkan tenaga saja, tetapi juga membantu dalam bentuk uang atau materi yang merupakan kumpulan sumbangan dari anggota POLRI. Demikian juga sebaliknya.

Gotong Royong
Gerakan Indonesia Berbagi ini sebenarnya Gerakan untuk menghidupkan kembali Budaya Indonesia yang sudah lama ditinggalkan yaitu Gotong Royong. Bila hal ini bisa dijalankan oleh TNI-POLRI maka hal ini bisa ditularkan kepada masyarakat. Semoga dengan semangat Gotong Royong ini tidak akan ada lagi bentrokan antara TNI-POLRI, tawuran antar warga, tawuran antar pelajar dan penyakit sosial lainnya. Kita sebagai bangsa sudah mulai kehilangan jati diri karena kita sudah banyak meninggalkan budaya bangsa kita yang luhur. Sudah saatnya TNI-POLRI bersatu padu untuk melawan musuh bersama yaitu musuh yang menjauhkan kita dari semangat Gotong Royong. Budaya Gotong Royong ini akan berkembang jika dilakukan dengan Ikhlas. Oleh karena itu belajar Sistem Metode Seikhlasnya harus yang harus dan mutlak dilakukan.

Oleh : Raden Ridwan Hasan Saputra
Hongkong, 14 Juli 2015

0 komentar:

Posting Komentar