Rabu, 12 Agustus 2015

"TNI adalah Kita", Strategi Memperkuat Alutsista dan Pertahanan Negara


“TNI ADALAH KITA”, STRATEGI MEMPERKUAT ALUTSISTA DAN PERTAHANAN NEGARA

Oleh : R. Ridwan Hasan Saputra (Wakil Ketua Korps Menwa IPB / Pendiri Klinik Pendidikan MIPA - KPM Seikhlasnya)

Salah satu Pembangunan Negara adalah Pembangunan Pertahanan. Saat ini Tentara Nasional Indonesia sedang menghadapi masalah Alutsista baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Alutsista yang dimiliki saat ini banyak yang sudah tua. Masalah Alutsista kembali jadi sorotan publik setelah diantaranya Pesawat angkut militer TNI AU jenis Hercules C130 buatan tahun 1964 jatuh di kota Medan pada tanggal 30 Juni 2015. (Innalillahi Wa Innaillaihi Roji’un, semoga seluruh korban diterima amal ibadahnya, diampuni dosa-dosanya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan. Aamiin). Pesawat-pesawat yang berusia lanjut, masih digunakan karena minimnya anggaran untuk memenuhi Minimum Essensial Forces (MEF). Anggaran TNI saat ini relatif kecil karena di masa damai ini pemerintah yang lebih mengutamakan sektor lain dalam pembangunan.

Perlu ada solusi yang kreatif, inovatif, konfrehensif dan berani untuk meningkatkan kualitas alutsista TNI dan juga meningkat kemampuan pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Solusi ini pertama dengan merubah cara pandang tentang makna dari pertahanan sehingga solusi yang dibuat adalah solusi yang menyeluruh, sistemik dan jangka panjang. Solusi ini bisa menjadi merubah tatanan kehidupan bernegara, karena berubahnya cara pandang tentang pertahanan. Hal ini bukanlah hal yang tabu untuk dilakukan demi Jayanya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Salah satu Pembangunan Negara adalah Pembangunan Pertahanan. Saat ini Tentara Nasional Indonesia sedang menghadapi masalah Alutsista baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Alutsista yang dimiliki saat ini banyak yang sudah tua. Masalah Alutsista kembali jadi sorotan publik setelah diantaranya Pesawat angkut militer TNI AU jenis Hercules C130 buatan tahun 1964 jatuh di kota Medan pada tanggal 30 Juni 2015. (Innalillahi Wa Innaillaihi Roji’un, semoga seluruh korban diterima amal ibadahnya, diampuni dosa-dosanya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan. Aamiin). Pesawat-pesawat yang berusia lanjut, masih digunakan karena minimnya anggaran untuk memenuhi Minimum Essensial Forces (MEF). Anggaran TNI saat ini relatif kecil karena di masa damai ini pemerintah yang lebih mengutamakan sektor lain dalam pembangunan.

Perlu ada solusi yang kreatif, inovatif, konfrehensif dan berani untuk meningkatkan kualitas alutsista TNI dan juga meningkat kemampuan pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Solusi ini pertama dengan merubah cara pandang tentang makna dari pertahanan sehingga solusi yang dibuat adalah solusi yang menyeluruh, sistemik dan jangka panjang. Solusi ini bisa menjadi merubah tatanan kehidupan bernegara, karena berubahnya cara pandang tentang pertahanan. Hal ini bukanlah hal yang tabu untuk dilakukan demi Jayanya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pancasila adalah paradigma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Berdasarkan kepada Pancasila, maka dibangun kembali keterhubungan antar-manusia Indonesia, antar-manusia dengan Tuhan, antar-manusia dengan alam, melalui gotong-royong dalam suasana kekeluargaan yang didasari dari hasil musyarawah untuk mufakat. Dalam rangka mewujudkan Optimalisasi dan Aktualisasi dari Paradigma Pancasila tersebut, maka salah satu kebijakan yang dapat dilakukan adalah dengan mewujudkan “TNI ADALAH KITA”.

Cara Baru memandang SISHANKAMRATA

Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (SISHANKAMRATA) adalah sistem pertahanan yang dianut oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia, untuk melindungi Negara dari serangan musuh. Di sini TNI dan POLRI merupakan Komponen Utama dimana TNI berfungsi sebagai alat pertahanan dan POLRI berfungsi sebagai alat untuk mengatur keamanan dan ketertiban masyarakat. sedangkan Rakyat adalah komponen khusus dan Sumberdaya alam adalah komponen pendukung.

Perang saat ini bentuknya tidak hanya dengan mengirimkan pasukan ke suatu negara untuk menguasai negara tersebut (invasi militer). Saat ini dikenal berbagai jenis perang diantaranya Cyber War, Proxy War, Asimteris War, CurrencyWar, Economic War, Culture War, Caracter War dll. Inti dari perang ini adalah menguasai negara musuh. Saat ini jika dilihat Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah dalam keadaan darurat menghadapai perang non invasi pasukan militer. Sehingga saat ini sesungguhnya kondisi NKRI sedang dalam darurat pertahanan oleh karena itu pola SISHANKAMRATA ini segera diterapkan. Efek dari kebijakan ini justru TNI dan POLRI harus diperkuat agar mampu memenangkan perang non militer dan militer. Agar TNI dan POLRI kuat maka kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam pembangunan adalah dalam rangka memperkuat pertahanan dalam hal ini memperkuat TNI-POLRI dan menjadikan TNI Multi Fungsi karena tantangan perang yang dihadapi sangat beragam. Ada beberapa ide tidak populer dalam rangka memperkuat TNI sebagai Multi Fungsi alat Pertahanan.

Memperkuat Alutsista TNI

Memperkuat alutsista TNI selain dengan menambah anggaran belanja TNI, perlu ada solusi jangka panjang yaitu membangun Industri Pertahanan yang mendukung Perekonomian. dan membangun BUMN yang mendukung pertahanan.

a.Industri pertahanan yang mendukung perekonomian
Indonesia harus mampu membuat Industri Pertahanan selain untuk memenuhi kebutuhan militer juga untuk memenuhi kebutuhan komersil dari dalam dan luar negeri. Industri Pertahanan ini bisa dibagi dalam 3 Matra Laut, Matra Udara dan Matra Darat.
Matra Udara : Misalnya PT DI memproduksi pesawat angkut militer dan memproduksi pesawat angkut komersil yang bisa digunakan untuk mengangkut penumpang komersil. Pesawat angkut komersil ini dijual ke berbagai maskapai penerbangan swasta baik dari dalam maupun luar negeri.

Matra Laut : Misalnya PT PAL memproduksi kapal perang dan kapal penumpang serta kapal penangkap ikan kelas besar. Kapal penumpang dan kapal penangkap ikan ini di jual ke swasta.

Matra Darat : Negara harus bisa membuat pabrik untuk membuat kendaraan tempur dan alat berat. Pabrik ini pula nanti yang akan membuat mobil nasional, truk, traktor, yang bisa dijual kepada masyarakat dan juga bisa di ekspor ke luar negeri.

b.Membangun BUMN yang mendukung pertahanan
BUMN ini untuk bertujuan untuk menghasilkan dana yang mendukung pertahanan negara khususnya dalam penyediaan alutsista dan program yang memperkuat pertahanan negara. BUMN harus berafiliasi dengan militer karena akan sangat berguna di saat situasi damai dan situasi perang. Dana yang dihasilkan oleh BUMN ini dikelola oleh negara bukan dikelola oleh TNI, digunanakan sebebsar-besarnya untuk kepentingan pertahanan termasuk didalamnya keamanan dan peningkatan taraf kesejahteraan prajurit dan keluarganya. BUMN ini harus 100% sahamnya dikuasai oleh Negara. BUMN ini betul-betul diproteksi oleh Negara karena untuk kepentingan Negara dalam rangka memperkuat pertahanan keamanan dan meningkatkan tingkatan ketahanan dan kesejahteraan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menjadi lebih adil dan makmur.

Matra Udara : Membuat BUMN maskapai penerbangan komersil yang pesawatnya semua produksi dalam negeri dan pilotnya semua dari TNI AU. BUMN ini berfungsi sebagai jembatan udara bagi seluruh wilayah indonesia. Sehingga tidak ada lagi tempat terpencil di indonesia. BUMN ini sebagai tempat pilot-pilot TNI AU mendapatkan jam terbang tinggi.

Matra Laut : Membuat BUMN penangkapan ikan lepas pantai yang kapalnya merupakan kapal produksi dalam negeri dan nakhodanya adalah Nakhoda dari TNI AL. Kapal-kapal penangkap ikan ini ketika beroperasi di kawal oleh kapal perang RI. Membuat BUMN pengolahan ikan laut. Membuat BUMN angkutan laut yang berfungsi menjadi tol laut di wilayah indonesia.

Matra Darat : Membuat BUMN angkutan darat seperti taksi dan bus yang kendaraanya semua adalah produksi dalam negeri (Kavaleri). Membuat BUMN untuk membuat jalan-jalan dan gedung di sekitar perbatasan. Jalan ini harus bisa digunakan untuk landasan udara di masa perang dan trasportasi ekonomi di masa damai (Zipur). Membuat BUMN mengelola lahan tidur menjadi lahan pertanian (Infantri). BUMN ini memanfaatkan potensi yang ada di Matra Darat.

Perekonomian negara akan maju jika jalur transportasi udara, laut dan darat mudah dan murah. Hal ini sangat mungkin dilakukan, karena BUMN ini adalah ajang untuk mengasah keterampilan prajurit TNI di matra darat, laut dan udara di masa damai sehingga biaya untuk gaji kecil. Sehingga biaya operaionalnya bisa lebih murah dan bisa menghasilkam pendapatan negara yang sebesar-besarnya. Jika perekonomian maju, maka pendapatan negara akan bertambah maka tidak hanya alutsista saja yang akan kuat, kesejahteraan prajurit TNI pun pasti akan lebih baik.

BUMN yang pekerjanya adalah anggota TNI di masa damai bisa jadi akan berkembang menjadi BUMN kelas dunia karena sistem manajerialnya yang efisien dan efektif. BUMN ini bisa berkembang menjadi BUMN-BUMN lain yang tujuannya adalah menghasilkan dana yang sebesar-besarnya untuk mendukung industri pertahanan dan ketahanan negara dalam menghadapi serangan di berbagai bidang. Pertahanan di sini tidak hanya pertahanan militer tetapi pertahanan yang menyangkut IPOLEKSOSBUD dalam rangka menghadapi perang non invasi militer. BUMN-BUMN ini bisa menjadi penyaluran bagi prajurit TNI yang lebih berpotensi untuk berkarir di BUMN-BUMN daripada di dunia militer.

Penelitian Perguruan Tinggi untuk Kepentingan Militer

Selain masalah dana yang harus melimpah dalam pengadaan alusista, yang tidak kalah penting dalam memperkuat alutsista adalah masalah teknologi. Mengenai hal ini bisa digunakan pendekatan, Penelitian Perguruan Tinggi untuk Memperkuat Pertahanan dan Pertahanan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Pertahanan ini dalam arti luas tidak hanya militer, tetapi juga ketahanan pangan, ketahanan ekonomi, pertahanan di dunia maya, dan lain sebagainya.

a.Penelitian perguruan Tinggi untuk memperkuat pertahanan
Perguruan Tinggi fokus untuk membuat proyek-proyek penelitian yang berguna untuk memperkuat industri pertahanan Indonesia dan juga BUMN yang mendukung pertahanan secara luas. Proyek ini didanai penuh oleh pemerintah sehingga para ilmuan di Perguruan Tinggi menjadi semangat. Diharapkan bisa ditemukan . pesawat-pesawat tempur, pesawat angkut, kapal perang, kapal laut, kendaraan tempur, radar, bom, dan senjata yang canggih lainnya. Penelitian ini tidak hanya untuk program militer tetapi juga non militer agar bisa mengatisipasi perang non militer. Sehingga bisa ditemukan pula bibit padi unggul, pupuk super, obat-obatan dll.

b.Pertahanan untuk mengembangkan Ilmu Pengetahuan.
Penelitian untuk mengembangkan pertahanan bisa memacu Perguruan Tinggi untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan baru. Pengetahuan baru tersebut bisa jadi tidak hanya bermanfaat untuk dunia pertahanan negara tetapi juga di bidang lain dan pastinya untuk ilmu pengetahuan. Hal tersebut meningkatkan kualitas Perguruan Tinggi Indonesia di dunia. Karena banyaknya pengetahuan-pengetahuan baru yang ditemukan, sehingga Perguruan Tinggi Indonesia menjadi rujukan Perguruan Tinggi di luar Negeri. Kerjasama Perguruan Tinggi di Pertahanan tentunya denganTNI baik di Matra Darat, Matra laut dan Matra Udara.

Pendidikan Nasional untuk Bela Negara
Pendidikan Nasional seharusnya sebagai sarana untuk mencetak kader-kader bangsa yang akan membela negara di berbagai bidang di masa depan. Agar hal tersebut bisa terwujud maka pendidikan bela negara harus menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum nasional. Pendidikan bela negara ini tidak hanya pada tataran wacana tetapi juga praktek. Pendidikan bela negara yang menggelorakan semangat persatuan dan kesatuan, wawasan kebangsaan, patriotisme dll. Akan bisa meredam tawuran di kalangan pelajar, Narkoba, pergaulan bebas dll. Jika generasi muda Indonesia mempunyai semangat bela negara yang tingga maka akan membuat generasi Indonesia yang tangguh dan unggul yang bisa bersaing di berbagai bidang. Generasi muda yang tangguh dan unggul akan memperkuat pertahanan negara menjadi semakin kuat.

TNI dan rakyat terlatih bisa berperan sebagai guru dalam pendidikan bela negara di sekolah-sekolah. Hal ini sangat penting karena TNI dan merupakan komponen bangsa yang kompeten dalam melakukan ini karena Pendidikan bela negara ini harus dengan praktek sehingga bisa dihayati dan diamalkan oleh siswa. Pengalaman dalam melakukan lihat militer, pengalaman operasi di lapangan bisa ditularkan semangatnya kepada para siswa terutama dalam hal kedisiplinan. TNI yang jumlah terbatas bisa dibantu oleh rakyat terlatih yang merupakan warga negara yang sudah mendapatkan pendidikan militer dari TNI. Sehingga program pendidikan bela negara bisa dilaksanakan di seluruh jenjang pendidikan baik, SD, SMP dan SMA. Khusus di perguruan Tinggi bisa ditingkat kembali peran Resimen Mahasiswa.

Wajib Militer adalah Sekolah Kehidupan

Ini adalah sebuah ide yang bisa menjadi solusi langsung bagi Indonesia dalam menghadapi Proxy War, Asimteris War, CurrencyWar, Economic War, Culture War, Caracter War dll. Negara bisa melakukan wajib militer selama 1 tahun bagi seluruh warga negara yang sudah cukup umur dan memenuhi syarat. Hal ini penting karena dalam wajib militer negara menyiapkan rakyat terlatih dalam menghadapi ancaman dari luar dan juga memberikan wawasan dan pengetahuan rakyat dalam menghadapi perang non militer. Negara seperti korea selatan dan singapura adalah 2 negara yang menerapkak wajib militer dan kedua negara tersebut menjadi negara maju.

Pada awalnya negara harus mengeluarkan biaya yang besar untuk membina warga negera dalam latihan militer, tetapi selanjutnya negara akan mendapatkan tenaga kerja yang murah, baik yang terampil maupun yang tidak terampil. Para peserta wajib militer ini yang bisa ditugaskan di industri pertahanan atau di BUMN-BUMN yang mendukung industri pertahanan serta membantu anggota TNI untuk menjadi guru bela negara di sekolah-sekolah. Selama masa wajib militer ini warga negara justru dilatih untuk mematangkan keterampilannya atau membentuk keterampilannya. Sehingga biaya untuk yang dikeluarkan untuk pengadaaan pelatihan militer bisa ditutupi oleh hasil kerja dalam proses wajib militer ini sehingga negara tidak akan terbebani anggaran dalam melaksanakan wajib militer. Peserta wajib militer ini belajar tentang kehidupan yang bisa jadi modal berharga di masa depan.

TNI adalah Kita

Jika pertahana negara kuat maka Indonesia akan mejadi negara yang disegani. Pertahanan yang terintegrasi dengan IPOLEKSOSBUD adalah suatu terobosan baru. Sehingga sekali merenggkuh dayung dua tiga pulau terlampaui. Visi ini harus menjadi visi bersama. Visi ini akan mudah diterapkan jika rakyat indonesia menjadi rakyat terlatih atau pernah mengenyam pendidikan militer. Oleh karena wajib militer di negara Indonesia adalah suatu keharusan, ekonomi yang kuat untuk mendanai program wajib militer adalah keharusan, Pertahanan yang kuat untuk membuat ekonomi yang kuat adalah keharusan, TNI yang kuat untuk membuat pertahanan kuat adalah keharusan.

Bangsa ini dari segi politik dan pemerintahan beberapa kali mengaalami perubahan. Bangsa ini pernah mengalami masa negara kesatuan, kemudian Negara Indonesia Serikat (orde lama), kemudian pernah mengalami era orde baru dimana saat itu TNI dominan di pemerintahan, orde reformasi dengan otonomi daerahnya. Maka bukanlah hal tabu jika kita kembali mengadakan perubahan karena sistem pemerintahan yang saat ini berjalan belum tentuk pemerintahan yang final untuk NKRI. Seharusnya jika ada yang baik di pada sistem di masa lalu kita pertahankan dan apa yang buruk pada sistem di masa lalu kita buang, tapi jangan semua sistem di masal lalu kita buang, nanti kita akan rugi sendiri sebagai bangsa. Semua adalah sejarah yang menjadi cermin untuk kita di masa depan. Ingat sekali lagi, Sistem pemerintahan saat ini pun belum tentu final untuk NKRI.

Kita tidak perlu mengkhawatirkan jika TNI kembali aktif di negeri ini dalam berbagai bidang dimana TNI melaksanakan Multi Fungsi TNI demi kejayaan NKRI. Berdasarkan sejarah, rakyat Indonesia membutuhkan TNI di berbagai bidang. Sejarah sudah membuktikan bahwa TNI adalah bagian dari rakyat Indonesia dan rakyat Indonesia adalah bagian dari TNI, walaupun ada yang berusaha memisahkan itu. Apa yang harus kita khawatirkan jika di negeri ini, kita mempunyai hak yang sama untuk menjadi anggota TNI, kita bisa menjadi rakyat terlatih seperti TNI. Apa yang perlu kita khawatirkan, jika TNI adalah Kita.

Dari Kota Adelaide, Negara Bagian South Australia.
Negeri Kangguru, Australia, 7 Juli 2015.




0 komentar:

Posting Komentar